Rabu, 02 April 2008

Fayruz Busana Nyobain berjualan Off line

Assalamu'alaikum, Wr. Wb.

Sudah lama Saya tidak menulis di Blog Saya ini, maklum selain sibuk kegiatan di Kantor, Ahamdulillah Sabtu & Minggu juga sibuk untuk mengurusi Outlet Saya ini dan ngajak jalan-jalan kedua putra Kami.

Hari Munggu tanggal 16 Maret 2008 merupakan Hari yang sangat melelahkan Bagi Saya. Karena hari tersebut Saya mencoba berjualan secara offline, ini berawal pada hari Kamis Saya mendengar iklan di Radio Dakta FM yang akan mengadakan Tabligh di Masjid Al-Barkah Bekasi dan di Tabligh itu disediakan Bazar bagi umum untuk menjajakan Produk yang Halal. Hari itu juga Saya langsung menghubungi contact person acara tersebut, Alhamdulillah Saya bisa mendapatkan satu Satand di acara tersebut.

Seketika itu juga Saya sangat bersemangat, dan menyiapkan perlengkapan apa saja yang akan Saya bawa untuk mendukung Satnd Saya tersebut. Di tengah kesemangatan Saya menyiapkan segalanya, Saya jadi lupa dengan siapa Saya menjaga Standnya. Karena pada saat Saya Shalat harus ada seseorang yang bisa menjaga stand Saya. Kalau Istri dia sudah pasti tidak bisa, karena kedua putra Kami belum ada pengasuhnya di rumah alias Istri Saya asuh sendiri keduanya. Yang teringat di benak Saya yaitu adik Kandung yang ada di Bandung, karena Dia masih menganggur. Tidak ambil waktu lama, Saya pun langsung menelpon, Alhamdulillah Dia mau untuk membantu Saya untuk menjaga stand.

Sehari sebelum hari H, Saya lumayan sangat sibuk membereskan barang yang mau dijual dan menyelesaikan perlengkapan pendukung. Dari pagi s/d jam 12 malam ada aja yang Saya kerjakan, maklumlah Saya baru pertama kali jualan di depan umum. Ketika pagi setelah sarapan Saya mulai memasukkan barang yang sudah di pak ke dalam karung, dan persiapan untuk berangkat ke lokasi berjualan.

Kebetulan alat transportasi yang Saya miliki adalah motor, maka untuk mengangkut barang dan Adik, Saya perlu dua kali bolak-balik ke Masjid Al-Barkah yang jaraknya sekitar 5 Km. Yang pertama Saya antar sekitar jam 9 an adalah Adik, meja bongkar pasang dan gantungan bongkar pasang. Kemudian Saya kembali lagi ke rumah untuk mengangkut barang dagangan.

Setelah semuanya dibawa ke lokasi, Saya dan Adik mulai menyiapkan segalanya, dari mulai menset meja, gantungan dan penempatan bajunya. Sekitar jam 11 an Saya sudah siap untuk berjualan, walaupun acaranya baru dimulai setelah Dhuhur.

Dibawah ini adalah foto Saya dan Adik ketika jemaah tabligh belum banyak yang datang.



Menjelang dhuhur jemaah pun mulai berdatangan, dan antusias para pengunjung yang menghampiri stand Kami cukup lumayan. Tanggapan mengenai produk Kami pun baragam dan saran dari pengunjung stand Kami menjadi bahan masukan Kami untuk dapat menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Ketika Tabligh sudah selesai Saya agak kewalahan juga, karena pada saat yang bersamaan Jamaah bubar dan menyebar ke beberapa stand yang ada, sehingga Kami berdua harus melayani para jamaah yang menanyakan “bahannya dari apa ?”, harganya berapa?” dan banyak lagi.

Wah ini benar-benar pengalaman Saya yang pertama secara langsung berjualan di depan umum. Dan ternyata tingkat kesulitannya lebih sulit dibandingkan Saya berjualan secara online, tapi hal ini menjadi pelajaran yang berharga bagi Saya untuk bisa tetap bertahan di bisnis ini.

Mungkin itu saja pengalaman yang dapat Saya bagi kepada teman-teman yang membuka blog Saya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat Saya,

Untung Wijaya

Rabu, 20 Februari 2008

KEJUJURAN ITU HARGA MATI

(Sumber : www.percikaniman.org)

Penulis : Yudha Yudhanto
Referensi : Bulletin Al Mustanir

Rasululloh bersabda, “Hendaklah kamu sekalian berbuat jujur. Sebab kejujuran membimbing kearah kebajikan.

Rasululloh bersabda, “Hendaklah kamu sekalian berbuat jujur. Sebab kejujuran membimbing kearah kebajikan. Dan kebajikan membimbing kearah syurga. Tiada henti-hentinya seseorang berbuat jujur dan bersungguh-sungguh dalam melakukan kejujuran sehingga dia ditulis disisi Allah sebagai orang jujur. Dan hindarilah perbuatan dusta. Sebab dusta membimbing kearah kejelekan. Dan kejelekan membimbing kearah neraka. Tiada henti-hentinya seseorang berbuat dusta dan bersungguh-sungguh dalam melakukan dusta sehingga dia ditulis disisi Allah sebagai pendusta(HR. Bukhari Muslim)

J-u-j-u-r ! Sebuah istilah, simbol kemuliaan akhlak manusia yang mengaku beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Sebuah kata sederhana, tetapi menjadi syarat utama yang harus dibawa calon-calon pelamar penghuni Surga. Kebalikannya adalah sifat pendusta/pembohong, sebuah tindakan ‘pengecut’ dari seseorang dalam menghadapi atau menerima ujian dan karunia Allah SWT. Pendusta selalu menyembunyikan kebenaran yang telah diakui hati nuraninya dan menunjukkan ‘kebalikan’-nya kepada manusia lain dengan motif keuntungan pribadi.

Pantas sekali Allah SWT menghadiahi pendusta dengan hukuman berat. Sebuah tempat yang paling bawah di neraka sudah disediakan. Kedustaan adalah ciri orang-orang munafik. Seperti yang terukir dalam QS.63:01.
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.”

Kejujuran adalah harga mati. Jika kejujuran hilang dari muka bumi, maka peradaban dunia tidak akan lagi bersahabat dengan manusia. Kepalsuan seorang penguasa dalam berjanji dan curang dalam mengelola negara akan menimbulkan kesusahan masal pada rakyatnya. Kepalsuan seorang karyawan untuk memperoleh keuntungan ‘haram’ dan menjilat pimpinan demi perlakuan yang lebih baik, cepat atau lambat itu akan membuat kehancuran perusahaan. Kebohongan seorang istri kepada suami dalam mengurus rumah tangga akan bermuara pada jauhnya iklim sakinah dalam keluarga, begitupun sebaliknya. Kejujuran antara suami, istri dan anak akan membuat ketentraman dan keberkahan, karena Allah SWT akan selalu menaungi keluarga hamba-Nya yang jujur.

Seorang mahasiswa yang selalu tidak jujur dalam ujian, hanya akan menghasilkan prestasi ‘semu’. Sifat tercela itu akan terus terbawa ketika bekerja dan berinteraksi dalam lingkungan berikutnya. Bukankah kebohongan yang pertama akan disusul kebohongan-kebohongan berikutnya? (hayo ngaku!)

Jurus-jurus lisan pelaku yang tidak jujur ;
- Wah, jaman susah seperti ini kog jujur!. Lha wong tidak jujur saja masih tetep susah.
- Kalo saya jujur, kapan saya bisa beli rumah dan mobil?
- Biarlah saya tidak jujur, toh hasilnya akan saya sisihkan untuk beramal dan nyumbang anak yatim. Dan saya akan bertobat dan berbuat jujur, nanti!.
- Kenapa saya harus takut?lha wong semua orang disini melakukannya yang penting TST-lah (tahu sama tahu), beres!.dsb
Begitulah seorang munafik yang akan selalu mencari kambing hitam dan pembenaran.

Begitu merajalelanya kedustaan menimbulkan kelangkaan spesies orang jujur. Sehingga orang jujur banyak dicari untuk diberi penghargaan yang istimewa.

Dalam pandangan syari’at, jujur dalam bahasa arab disebut ‘ash Sihdqun’. Demi memudahkan dalam memahami dan mengamalkannya. Kejujuran dapat diklasifikasikan pada ;

1. Jujur Hati (Shidqul Qalbi)
Begitu banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menerangkan kalau ‘status’ kondisi hati akan mempengaruhi secara keseluruhan kepada empunya.
Hati akan mensifati semua kelakuan yang dilakukan anggota badan lainnya.
Rasululloh bersabda, “Ingatlah dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, akan baiklah seluruh tubuh. Dan bila ia rusak, rusaklah seluruhnya. Itulah kalbu.” (HR. Bukhari)

Jika hati sudah tidak jujur berarti standar kebenaran dalam diri sudah rusak. Setiap perintah yang akan menggerakan tubuh akan melewati dulu proses quality standard di hati. Bayangkan kalo hati itu rusak! maka semua perbuatan akan dilakukan dengan standar semaunya.

Memelihara hati dilakukan dengan cara : (1) ikhlas dalam bertindak (2) memupuk tawakal (3) berusaha selalu khusyuk (4) selalu berdzikir
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenang.” (QS.13:28)
Dan hati yang salim-lah yang akan menuntun kita ke Surga. Itulah suatu hari dimana semua harta dan tahta di dunia tidak berarti sedikitpun bagi manusia.

2. Jujur saat Berucap (Shidqul Hadist)
Ucapan yang benar akan menyelamatkan dan menentramkan manusia disekitarnya. Berucap dengan jujur berarti telah memikirkan dulu setiap yang akan dikeluarkan dari rongga mulut, bukan malah berpikir belakangan setelah ucapan diutarakan.
Mengutarakan yang benar berarti berani menanggung resiko dicaci dan dipuji. Keberanian ini timbul karena keyakinan bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan sebuah kejujuran. Tidak ada yang sulit bagi Allah SWT, adalah mudah menolong hamba seketika itu juga dengan tiba-tiba dan tanpa disangka-sangka.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS.33:70-71)
Sebaliknya nasib pendusta di dunia, dia akan mencicipi siksaan. Dia akan dilabeli sebagai ‘orang ini tidak dapat dipercaya’ dan pengkhianat. Lebih celaka lagi bila didoakan tidak baik oleh semua orang yang telah teraniaya karenanya.

3. Jujur dalam Amal (Shidqul Amal)
Ucapan dan perbuatan yang tidak matching alias tidak konsekuen akan membuat kebencian yang sangat besar dari Allah SWT.
Omongan dan perbuatan ibarat langit dan bumi.
Ucapannya manis tapi perlakuannya pahit. Bicaranya halus namun perbuatannya kasar dan menyakitkan. Omdo alias omong doang!.
NATO (no action talk only). Teori tok, praktek nol.

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS.61:2-3)

4. Jujur bila Berjanji (Shidqul Wa’d)
Berhati-hatilah dalam membuat janji. Amati, janganlah kita termasuk orang yang pelit yakni hanya mau melakukan sesuatu kebaikan jika sudah mendapatkan sesuatu.
Jangan mudah berjanji, berusahalah jujur pada diri sendiri dan ukurlah kemampuan diri. Sehingga tidak terjebak dalam keterpaksaan dan ketidakikhlasan.
Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa'at) sampai ia dewasa dan penuhilah janji. sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.”(QS.17:34)

Kalaupun harus berjanji, lakukan dengan tulus. Mintalah pertolongan Allah SWT agar dimudahkan dalam melaksanakannya sehingga terpenuhi dengan tepat dan baik. Berjanji kepada siapapun, pada hakekatnya berjanji kepada Allah SWT.
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS.16:91)

5. Jujur dengan kenyataan (Shidqul Haal)
Manusia jujur akan menampilkan diri apa adanya, tanpa topeng yang dibuat-buat. Dia tidak akan memakai topeng orang lain dalam dirinya. Dia tanggalkan pakaian kepalsuan. Tidak perlu mendompleng nama besar orang lain. Tidak perlu bersembunyi dalam diri orang lain. Semua itu hanya akan menghasilkan profil dan status fatamorgana yang singkat. Karena cepat atau lambat manusia akan menemukan keaslian dari kita, walaupun dibungkus rapi.
Rasululloh SAW senantiasa mengingatkan kepada umatnya, “Orang yang merasa kenyang dengan apa yang tidak diterimanya sama seperti orang yang memakai dua pakaian palsu.” (HR. Muslim)

Mari kita tinggalkan segala kepalsuan yang telanjur menempeli diri kita. Hadapilah resiko kejujuran dengan berani. Pada dasarnya hanya kepada Allah lah kita merasa takut. Takut tidak bisa mempertanggungjawabkan segala perilaku kita. Takut tidak diperkenankan memasuki Surganya Allah.
Rasululloh SAW bersabda, “Pegang teguhlah 6 perkara niscaya akau memberi jaminan surga. Berbicaralah dengan jujur bila kamu berbicara.Tepatilah janji bila kamu berjanji. Sampaikanlah amanat bila kamu diamanati. Jagalah farjimu dari perbuatan zina. Palingkanlah pandanganmu dari perbuatan maksiyat. Dan, tahanlah tanganmu dari meminta-minta.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban dari ‘Ubadah bin Shamit)
Kejujuran bukanlah suatu kelebihan tetapi sebuah kewajiban. Semoga bermanfaat.

Selasa, 19 Februari 2008

MENGAPA DOA KITA SEPERTI TIDAK DIKABULKAN ?

Agama kita mengajarkan kita agar senantiasa berdoa kepada Allah. Allah memiliki segalanya.

(Sumber : www.percikaniman.org)

Agama kita mengajarkan kita agar senantiasa berdoa kepada Allah. Allah memiliki segalanya. Setiap sesuatu terjadi atas izin dan kehendakNya. Maka kita dianjurkan agar meminta kepada Allah segala sesuatu yang baik, untuk kehidupan kita di dunia ini dan kehidupan kita di akhirat kelak. Hanya orang-orang yang sombong yang tidak mau dan malas berdoa, meminta kepada Allah.

Doa bukanlah bermaksud kita meminta sesuatu dan kemudian duduk memeluk tubuh tanpa melakukan sesuatu apapun. Akan tetapi doa mestilah disertai dengan usaha. Jika kita berdoa untuk dimasukkan ke dalam Syurga, kita mestilah berusaha dengan amalan-amalan soleh dan menjauhkan diri dari perkara-perkara munkar. Jika kita berdoa agar Allah melimpahkan rezeki kepada kita, kita harus bekerja keras untuk itu. Jika kita berdoa agar Allah memberi lulus ujian sekolah, maka kita harus belajar sungguh-sungguh.

Allah s.w.t mendengar segala permintaan kita. Apa saja yang kita minta pasti akan didengarNya. Dan orang-orang Islam apabila berdoa insyaAllah akan dikabulkan oleh Allah, apalagi kalau orang itu beriman dan melakukan banyak amal soleh. Akan tetapi sudah menjadi sunnatullah, bahwa ada doa yang Allah kabulkan dengan cepat, ada doa yang Allah tidak kabulkan dan ada doa yang Allah simpan untuk hari Qiamat nanti atau untuk mengganti kesusahan yang akan mengenai diri kita. Dalam sebuah hadist riwayat imam Ahmad dari Abu Said al-Khudri Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tidak ada orang muslim yang berdoa meminta kepada Allah s.w.t. dengan doa, dimana didalamnya tidak ada dosa dan ia tidak memutuskan tali silaturrahmi, kecuali Allah akan memberinya antara tiga perkara: Pertama Allah menangguhkan permintannya untuk yang akan datang; kedua: Allah menyimpannya untuk kesempatan lain, dan; ketiga: Allah mengalihkan Darinya kejelekan dan malapetaka yang mirip dengan permintannya

Kadang-kadang kita bertanya, mengapa Allah mengkabulkan permintaan orang-orang kafir sedangkan kita orang-orang yang beriman, kadang-kadang doa kita seolah-olah tidak dikabulkan oleh Allah?

Ketahuilah bahwa ada dua kemungkinan mengapa Allah mengkabulkan permintaan hambanya.

Pertama karena Dia cinta dan sayang terhadap hamba tersebut. Dan kedua, karena Allah murka terhadap orang tersebut.

Sesungguhnya apabila Allah murka terhadap seseorang, ada kalanya Allah akan menambah rezeki seseorang, meningkatkan derajatnya dan mengkabulkan permintaanya. Orang tersebut lalu akan menjadi lebih lalai dari Allah, akan terus tenggelam dengan kenikmatan dunia dan maksiat. Akhirnya Allah akan mencabut nyawanya dalam keadaan dia lalai. Sehingga dia mati dalam keadaan buruk su'ul khatimah. Inilah yang dikatakan ulama sebagai istidraj.

Firman Allah dalam surah Al-An'am, ayat 44:

"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa."

Kadang-kadang kita juga bertanya mengapa doa kita tidak dikabulkan oleh Allah s.w.t sedangkan kita banyak mengerjakan ibadah dan taat kepadaNya?

Ada dua kemungkinan. Pertama, Allah s.w.t suka mendengar permintaan dari hamba-hambanya. Apabila Allah suka pada seseorang hamba, maka hamba tersebut diletakkannya dibawah rahmat dan perlindungannya. Allah juga akan menyimpan doa-doa hamba tersebut untuk hamba itu di hari dimana tiada guna harta dan anak. Itulah hari kiamat. Apabila tiada sesuatu yang dapat menyelamatkan hamba tersebut dari api neraka, maka ketika itu Allah akan menunjukkan kepada hamba tersebut segala doa-doanya dan ketika itu doa-doa tersebut akan dapat menyelamatkannya dari api neraka.

Dalam riwayat Aisyah r.a. berkata:
"Tidak ada seorang muslim yang berdo'a kepada Allah meminta sesuatu kemudian tidak muncul, kecuali Allah menangguhkannya untuk kesempatan lain di dunia, atau Allah menangguhkannya hingga hari qiamat nanti, kecuali ia tergesa-gesa dan putus asa". Lalu Urwah bertanya:"Wahai Ummul Mukminin, bagaimana ia tergesa-gesa dan putus asa?" Aisyah menjawab:" Misalnya ia berdoa, lalu berkata aku sudah berdoa tapi tidak diberi, atau aku telah berdoa tapi tidak dikabulkan"

Begitulah, betapa cinta dan kasih sayang Allah terhadap kita. Bukan karena Allah tidak mau memberi permintaan kita, tetapi Allah akan menyimpankannya untuk kita di hari Kiamat kelak. Itulah doa-doa orang-orang solihin, orang-orang yang taat kepada Allah s.w.t.

Kedua, doa tersebut tidak dikabulkan oleh Allah karena suatu sebab yang ada dalam diri kita. Misalnya kita meminta sesuatu kepada Allah tetapi kita tidak patuh perintahNya. Kita ingin Allah memberi sesuatu kepada kita, tetapi sangat tidak seimbang dengan apa yang kita telah lakukan untuk Allah, untuk Islam, untuk Rasulullah s.a.w?

Sanggupkan kita lakukan seperti Bilal? Yang menahan siksaan kerana keimannya kepada Allah? Sanggupkah kita lakukan seperti Saidina Abu Bakar As-Siddiq? Yang menafkahkan seluruh hartanya untuk Islam? Sanggupkah kita lakukan seperti Imam Nawawi? Yang mengorbankan siang dan malamnya, yang mengorbankan kelazatan hidup di dunia ini, untuk menegakkan ilmu agama Islam? Tidakkan kita malu, meminta dari Tuhan tetapi kita tidak patuh perintah-perintahNya?

Memintalah kepada Allah. Berdoalah kepada Allah. Tetapi dalam waktu yang sama kita juga berusaha bersungguh-sungguh untuk memenuhi perintah-perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

Ibrahim bin Adham, seorang wali Allah pernah berkata:

- Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu tidak menunaikan hak-hak Allah. Kamu kenal Allah tetapi tidak memenuhi hak-hakNya yaitu untuk disembah.

- Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu tidak mengamalkan isi Al-Quran. Kamu senantiasa membaca Al-Quran tapi tidak kamu amalkan isi-isinya.

- Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu tidak mengamalkan sunnah Rasulullah. Kamu selalu bilang cinta kepada Rasulullah tapi kamu meninggalkan sunnahnya.

- Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu patuh kepada syaitan. Kamu mengakui bahwa syetan itu musuh kamu tetapi kamu patuhi dia.

- Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu mencampakkan diri kamu ke jurang kebinasaan. Kamu selalu berdoa supaya terhindar dari api neraka tapi kamu lemparkan dirimu sendiri ke dalamnya.

- Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, kamu ingin memasuki Syurga tapi kamu tidak melakukan amal soleh.

- Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu sedar kamu akan mati tetapi kamu tidak bersiap-siap untuk menghadapinya.

- Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu melihat Cacat dan kekurangan orang lain, tetapi cacat dan kekurangan dirimu kamu tidak pernah melihatnya. Kamu sibuk memikirkan kesalahan dan keburukan orang lain sedangkan keburukan dan kesalahan dirimu sendiri tidak pernah kau hiraukan.

- Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu merasakan kenikmatan yang diberikan Allah tetapi kamu tidak bersyukur, bersyukur dengan mematuhi segala perintah Allah.

- Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu menguburkan jenazah orang lain tapi tidak menginsafi diri kamu sendiri bahwa kelak kamu juga akan dikuburkan.

Marilah kita menjadi orang-orang yang sentiasa melakukan perintah Allah.Marilah kita bertekad tidak mengulangi segala perbuatan buruk kita.

Insya Allah, segala doa kita akan diterima oleh Allah s.w.t
Firman Allah s.w.t dalam Surah Al-Baqarah, ayat ayat 186:
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."


Wallahu a'lam
Disusun oleh Dewan Asatidz
http://www.pesantrenvirtual.com

Minggu, 10 Februari 2008

MENGAPA FAYRUZ SEBAGAI NAMA OUTLET KAMI ?

Sudah dapat Produk yang akan Kami jual, tapi belum ada nama Outlet sabagai identitas alamat web Kami. Saya ingat waktu itu ketika Bapak Saya membuka Toko di Surabaya, beliau memberi nama tersebut dengan nama “UNTUNG”, yang tidak lain adalah nama anaknya sendiri. Nah dari sanalah ide pemberian nama Outlet Online Kami.

Nama anak Kami yang pertama Najmi Fayruz Wijaya dan yang kedua Nabil Zaidan Wijaya. Yang pertama ada di benak Saya adalah harus bisa menyatukan antara kedua anak kami menjadi satu nama. Nama yang pertama Kami ciptakan adalah F&Z, tapi nama tersebut terlalu pendek dan tidak mencerminkan produk yang akan Kami jual. Yang kedua adalah FayZa, tapi nama tersebut adalah nama anak dari tante Saya, sehingga Kami membatalkan karena tidak enak kalau nama anak Tante dibuat untuk nama Outlet Kami. Akhirnya Saya putuskan untuk memakai nama tengah anak Kami yang pertama yaitu FAYRUZ. Dan nama itulah yang menjadi nama Outlet Online Kami dengan alamat situs di http://fayruzbusana.blogspot.com/ dan http://fayruzbusanamuslim.blogspot.com/.

MENGAPA SILVA SEBAGAI PRODUK ANDALAN FAYRUZ ?

Sekitar pertengahan Bulan Ramadhan tahun 2007, Saya dan Istri melakukan obrolan ringan yang biasa Kami lakukan setelah Shalat Tarawih, ketika anak2 Kami sudah tertidur. Kita merasa koq biaya hidup keluarga kita itu cukup besar juga dengan dua putra Kami yang sudah berusia 2,5 & 1 tahunan dan potongan cicilan rumah ke Bank. Mungkin kita terlalu ngoyo untuk punya rumah di usia pernikahan Kami yang ke-3, tapi apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur, Rumah sudah Kami beli dan cicilan ke Bank sudah berjalan sekitar 2 bulan.

Tapi Saya tidak mau menjalani nasib dengan angkat tangan begitu saja. Saya mengusulkan ke Istri, bahwa kita harus punya usaha sampingan selain saya bekerja di kantor. Dari saat itulah Saya dan Istri mulai merencanakan sesuatu. Berbagai rencana kita pikirkan, tetapi semua itu terpentok dengan permodalan yang ketika itu sudah habis untuk merenovasi bagian belakang rumah Kami yang baru 2 bulan Kami beli.

Alhamdulillah, ditengah kebuntuan kita berdua akhirnya Saya mendapatkan informasi bahwa ada keluarga jauh Saya yang memproduksi Busana Muslim. Tepatnya informasi tersebut kami terima setelah Lebaran tahun 2007.

Tidak lama setelah mendapatkan informasi tersebut Saya langsung telepon ke rumah Teh Silva, dan tanggapannya sangat positif. Lalu setelah Saya dapat lampu hijau untuk membantu penjualan Produk Busana Muslim Silva tanpa harus membeli dulu (alias gratis dan bayar kalau laku), Saya pun kembali memikirkan strategi bisnis apa yang harus Saya lakukan untuk menjual Produk tersebut. Setelah ngobrol kesana-sini penjualan secara online lah yang Saya pilih. Dari situlah Saya mulai belajar bagaimana cara membuat blog, meng-upload dan proses teknis lainnya.

Alhamdulillah, Produk SILVA inilah yang menjadi andalan Kami untuk melanjutkan lembaran cerita keluarga Kami. Dan Kami berdualah yang harus bertanggungjawab dalam mengelola Bisnis ini, walaupun Istri Saya agak kewalahan selain harus mengurus kedua putar Kami dan menjalankan Bisnis ini.

Selasa, 22 Januari 2008

ALHAMDULILLAH

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Terimaksih kepada teman-teman yang mau menengok ke Blog Saya yang sederhana ini.

Alhamdulillah, Allah SWT telah memberi kepercayaan kepada Saya untuk bisa menghirup segarnya udara pagi selama 27 Tahun ini dan memberikan Saya seorang Istri yang baik, soleh dan cantik, yang selalu merawat Saya dan kedua Putra Saya setiap hari tanpa rasa lelah.

Perkenalkan nama Saya Untung Wijaya, saya berasal dari kota kecil yang padat penduduknya. Saya berasal dari kota kembang Bandung, kota yang membesarkan Saya dari umur 5 tahun selama 17 tahun lamanya. Karena sebelumnya Orang Tua Saya merantau ke Kota Surabaya dari Saya belum ada sampai dengan Saya berumur 5 tahun.

Orang Tua Saya merantau ke Surabaya bukan tanpa alasan, karena untuk mencari nafkah di Kota tersebut. Bapak di Surabaya membangun Konveksi kecil-kecilan dan membeli toko untuk berjualan pakaian di salah satu Pasar, yang Beliau jual kembali ketika harus pindah lagi ke Bandung, tempat keluarga besar Kami menetap.

Bapak melanjutkan Usaha Konveksinya di Bandung hingga saat ini, walaupun konveksinya selalu berskala kecil tapi mampu menyekolahkan Saya dan ketiga adik Saya hingga ke Perguruan Tinggi.

Jiwa Wirausaha Bapak sangat gigih dan ulet tanpa mengenal rasa lelah. Walaupun saat ini seharusnya Bapak sudah dalam usia pensiun, namun beliau masih terus menjalani profesinya.

Jiwa inilah yang selama 27 tahun saya lihat dan sudah tertanam di dalam diri Saya. Walaupun status Saya sekarang ini adalah sebagai Karyawan Swasta, tetapi Jiwa Wirausaha tidak bisa hilang dari diri saya. Karena dari usia muda sudah terbiasa dengan berwirausaha. Saat Saya di SMP Saya sudah mencoba berjualan pakaian yang Bapak buat kepada teman-teman Saya dengan sistem bagi hasil. Saat saya SMA, Saya berjualan jaket dan sepatu olahraga yang saya titipkan ke toko di Bandung. Saat Saya menginjak kuliah Saya dapat orderan untuk membuat jaket Angkatan. Pengalaman-pengalaman itulah yang tidak lepas dari jiwa wirausaha Bapak yang sudah mendarah daging di diri Saya.

Memulai Usaha Sampingan
Saat ini Saya sudah bekerja, karena Bapak mengamanatkan kepada Saya untuk bekerja dan mempunyai penghasilan tetap. Dan keinginan Bapak sudah bisa saya wujudkan, tapi bekerja di kantor dengan penghasilan yang tidak berbanding lurus dengan pengeluaran Saya yang sudah berkeluarga dengan dua orang putra masih dirasakan kurang, makanya Saya coba mencari peluang usaha sampingan.

Berbagai usaha sampingan sudah Saya lakukan dari menjual Jaket Kulit, menjual kue, menjual jus dan sekarang saya memulai usaha sampingan yang baru yaitu berjualan Busana Muslim. Saya tidak ingin usaha sampingan saya mengganggu pekerjaan Saya, karenanya Saya mencoba membuat blog untuk mempromosikan produk yang Saya jual. Alhamdulillah tepatnya pada tanggal 1 Januari 2008 Blog jualan sudah Saya launching dengan alamat http://www.fayruzbusana.blogspot.com/ dan http://www.fayruzbusanamuslim.blogspot.com/. Usaha ini Saya kerjakan bersama Istri yang berperan ganda selain Ibu Rumah Tangga.

Mungkin inilah awal bagi Saya dan Istri untuk memulai kehidupan yang lebih baik untuk masa depan keluarga Kami.

Terimakasih Allah SWT begitu berlimpah Nikmat yang Engkau berikan kepada Saya dan Keluarga.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.